Mitos Suara Tokek di Dalam Rumah Malam dan Siang Hari Menurut Islam
Bagi sebagian orang, suara tokek yang menggema entah itu pada malam hari pas suasana lagi sepi atau malah siang bolong waktu matahari lagi terik-teriknya dianggap bukan sekadar suara hewan biasa.
Ada yang langsung merinding, ada yang kepikiran hal-hal mistis, bahkan ada juga yang langsung inget mitos-mitos lama yang katanya berkaitan sama pertanda tertentu.
Nah, di masyarakat kita, khususnya yang mayoritas Muslim, suara tokek ini sering banget dikaitkan dengan berbagai kepercayaan dan ditarik-tarik ke sudut pandang Islam, meskipun kadang antara mitos dan ajaran agama jadi campur aduk.
Kalau ngomongin mitos, suara tokek di dalam rumah sering dipercaya sebagai pertanda bakal datangnya sesuatu.
Ada yang bilang kalau tokek bunyi di malam hari, itu tanda ada energi negatif, makhluk halus lewat, atau bahkan kabar buruk yang mau datang.
Sementara kalau tokek bunyi di siang hari, sebagian orang menganggapnya sebagai pertanda rezeki atau tamu tak terduga.
Kepercayaan kayak gini udah turun-temurun, diwariskan dari orang tua ke anak, dari obrolan warung kopi sampai bisik-bisik tetangga.
Masalahnya, nggak semua mitos ini punya dasar yang jelas, apalagi kalau dilihat dari kacamata Islam yang lebih rasional dan berlandaskan dalil.
Dalam Islam sendiri, suara tokek sebenarnya nggak dikaitkan langsung dengan pertanda nasib baik atau buruk.
Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi itu atas izin Allah, bukan karena bunyi hewan tertentu.
Tokek hanyalah makhluk ciptaan Allah yang hidup sesuai nalurinya. Dia berbunyi ya karena memang begitu cara komunikasinya, entah itu buat menandai wilayah, menarik pasangan, atau respons terhadap lingkungan.
Jadi kalau tokek bunyi di rumah, baik siang atau malam, itu bukan kode rahasia alam semesta tentang masa depan hidup kita.
Namun, tokek memang punya “posisi khusus” dalam beberapa riwayat Islam. Dalam hadits disebutkan bahwa tokek (wazagh) termasuk hewan yang dianjurkan untuk dibunuh karena dianggap pernah meniup api saat Nabi Ibrahim AS dibakar.
Dari sinilah kemudian muncul stigma negatif terhadap tokek. Sayangnya, stigma ini sering diperluas ke mana-mana, sampai akhirnya muncul anggapan bahwa suara tokek identik dengan kesialan atau hal-hal buruk.
Padahal, anjuran membunuh tokek itu konteksnya ibadah dan pahala, bukan karena suaranya membawa sial.
Kalau ditarik ke kehidupan sehari-hari, suara tokek di malam hari sebenarnya wajar banget. Malam itu waktu tokek lebih aktif, mencari makan, dan berkomunikasi.
Rumah yang lembap, banyak serangga, atau jarang dibersihkan biasanya jadi tempat favorit tokek.
Jadi alih-alih langsung mikir hal mistis, mungkin yang lebih realistis adalah mikir, “Oh, berarti rumah gue nyaman buat tokek.”
Siang hari pun sama, kalau tokek bunyi, ya bisa jadi karena dia keganggu atau memang sedang aktif.
Islam sendiri mengajarkan umatnya untuk nggak gampang percaya pada pertanda-pertanda yang nggak jelas dasarnya.
Dalam ajaran Islam, percaya pada mitos yang mengaitkan suatu kejadian dengan nasib baik atau buruk tanpa dalil itu bisa masuk ke ranah tathayyur (merasa sial karena sesuatu), dan ini justru nggak dianjurkan.
Umat Islam diminta untuk bertawakal, berprasangka baik kepada Allah, dan menggunakan akal sehat dalam melihat fenomena alam.
Jadi, kalau suatu hari kamu dengar suara tokek di dalam rumah, baik siang atau malam, santai aja.
Nggak perlu langsung panik, nggak perlu overthinking apalagi sampai takut rezeki seret atau musibah datang.
Anggap aja itu bagian dari kehidupan alam yang kebetulan bersinggungan sama kehidupan manusia.
Kalau merasa terganggu, ya dibersihkan rumahnya, ditutup celah-celahnya, atau ditangani dengan cara yang bijak.
Mitos suara tokek ini lebih banyak hidup di budaya masyarakat daripada di ajaran Islam itu sendiri.
Islam justru datang buat meluruskan cara pandang kita, supaya nggak terjebak pada ketakutan yang nggak perlu.
Suara tokek tetaplah suara tokek, bukan ramalan hidup. Yang menentukan baik buruk hidup kita bukan bunyi hewan di dinding rumah, tapi bagaimana kita berusaha, berdoa, dan berserah diri kepada Allah. #Mitos