Mitos Kedutan Kelopak Mata Kiri Atas Menurut Islam

Lo pasti pernah kan ngalamin momen tiba-tiba kelopak mata kiri atas kedutan sendiri? Lagi nongkrong, lagi rebahan, lagi serius scroll TikTok, atau bahkan lagi mikir hal random tret-tret-tret kedutannya muncul tanpa izin. 

Dan seperti biasa, otak kita langsung mikir yang aneh-aneh. “Eh ini pertanda apa ya? Ada yang kangen? Ada rezeki? Atau malah ada hal buruk?” Padahal cuma mata goyang dikit doang, tapi vibes mistisnya langsung naik kayak film-film horor lokal.

Nah, di budaya kita, mitos soal kedutan itu lumayan kuat. Ada yang bilang kalau kelopak mata kiri atas kedutan tandanya bakal dapat kabar baik, ada yang bilang bakal ketemu orang yang udah lama nggak dijumpai, bahkan ada yang percaya bakal dapet rezeki nggak terduga. 

Pokoknya macam-macam deh versi masyarakat. Tapi kalau kita ngomong “menurut Islam”, sebenarnya gimana sih? Apakah ada makna khusus? Atau cuma mitos yang dilebih-lebihkan dari zaman dulu?

Kalau ditarik ke ajaran Islam, fenomena kedutan itu sebenarnya lebih ke kondisi biologis tubuh manusia. Islam nggak secara spesifik bahas “kedutan kelopak mata kiri atas artinya ini atau itu”. 

Artinya, kalau ada yang ngotot bilang maknanya A, B, atau C — ya itu murni dari tradisi masyarakat, bukan dari tuntunan agama. 

Dalam pandangan Islam, hal-hal kayak kedutan lebih cenderung dijelaskan sebagai reaksi saraf, kelelahan, kurang tidur, stres, atau kondisi tubuh yang lagi nggak seimbang. Jadi bukan tanda ramalan masa depan atau sinyal-sinyal gaib yang sering dibahas di warung kopi.

Tapi bukan berarti Islam nggak ngasih insight apa-apa. Justru Islam ngajarin kita buat nggak gampang percaya sama pertanda-pertanda yang sifatnya tahayyul atau ramalan. 

Rasulullah SAW bahkan menekankan bahwa hal-hal seperti “tathayyur” (meyakini suatu kejadian kecil sebagai pertanda buruk atau baik) itu nggak dianjurkan. Kenapa? Karena bisa bikin kita bergantung sama mitos, bukan sama Allah. 

Jadi kalau kelopak mata lo tiba-tiba kedutan, Islam lebih nyuruh kita mikir: “Eh, gue kurang minum? Kurang tidur? Stres? Atau banyak begadang nonton drama?” Bukan malah mikir, “Waduh, ini kayaknya mau ..."

Tapi, meskipun begitu, manusia emang punya sisi penasaran yang susah ditahan. Makanya wajar kalau orang tetap mencari-cari makna. Dan kadang mitos itu bikin hidup terasa lebih seru—asal nggak dijadikan pedoman hidup. 

Kalau lo mau ngambil sisi positifnya, boleh banget. Misalnya, kalau kedutan lo anggap “tanda rezeki”, ya jadikan motivasi buat semangat kerja. 

Kalau lo anggap “tanda ada orang yang nginget”, ya siapa tau itu jadi alasan lo buat introspeksi diri, memperbaiki hubungan sama orang lain. Selama nggak bertentangan sama ajaran agama, ya santai aja.

Intinya, Islam nggak menafsirkan kedutan kelopak mata kiri atas sebagai pertanda apa pun. Itu murni kondisi fisik yang bisa dijelasin secara medis. 

Tapi kalau lo mau ngasih bumbu mitos biar hidup berasa lebih dramatis dikit, ya boleh, asal jangan sampai bikin lo percaya berlebihan. 

Hidup ini udah cukup random, nggak perlu nambahin ketakutan-ketakutan dari kedipan otot kecil di mata yang bahkan lo nggak bisa kontrol.

Jadi, kalau nanti kelopak mata kiri atas lo kedutan lagi tarik napas, ngaca bentar, terus bilang: “Udah bro, gue tau lo cuma capek. Chill.” #Urban Legend