Mitos Bangbung Hideung Masuk Rumah Malam Hari Menurut Islam

Kalau kamu pernah tinggal di kampung atau daerah yang masih kental cerita-cerita mistisnya, pasti nggak asing sama yang namanya bangbung hideung. 

Dalam bahasa Sunda, bangbung hideung itu biasanya merujuk ke kumbang atau serangga berwarna hitam yang ukurannya lumayan gede dan sering muncul tiba-tiba, terutama malam hari. 

Nah, masalahnya bukan cuma soal serangganya aja, tapi soal “cerita” yang nempel di balik kemunculannya. 

Banyak orang tua dulu langsung pasang muka tegang kalau bangbung hideung masuk rumah malam-malam, karena katanya itu bukan sekadar serangga biasa. 

Ada yang bilang itu pertanda buruk, ada juga yang percaya itu jelmaan makhluk halus. Di sinilah mitos mulai liar ke mana-mana. 

Di masyarakat, bangbung hideung sering dikaitkan dengan kabar duka. Konon katanya, kalau serangga ini masuk rumah dan muter-muter di dalam, itu tanda bakal ada anggota keluarga yang sakit atau bahkan meninggal dunia. 

Makanya dulu, begitu bangbung hideung masuk, langsung diusir sambil baca doa-doa seadanya, atau malah dibunuh karena takut “pamali”. 

Cerita-cerita kayak gini diwariskan turun-temurun, tanpa pernah benar-benar dicek kebenarannya. 

Yang penting dipercaya, karena “orang dulu juga bilang begitu”. Dan lucunya, makin dilarang buat dibahas secara logis, mitosnya malah makin kuat. 

Kalau kita tarik ke sudut pandang Islam, sebenarnya hal-hal kayak gini perlu diluruskan pelan-pelan. 

Dalam Islam, nggak ada ajaran yang menyebutkan bahwa serangga tertentu adalah pertanda kematian atau musibah. 

Keyakinan bahwa suatu kejadian membawa sial atau hoki tanpa dasar yang jelas bisa masuk ke wilayah tathayyur, yaitu menganggap sesuatu sebagai pertanda buruk, dan ini jelas nggak dianjurkan. 

Rasulullah sendiri menegaskan bahwa tidak ada kesialan dalam sesuatu, semua kejadian terjadi atas izin Allah. 

Jadi, bangbung hideung masuk rumah ya bangbung hideung aja, serangga biasa yang mungkin nyasar atau tertarik cahaya lampu. 

Islam justru ngajarin kita buat bersikap tenang dan rasional, tanpa menghilangkan adab dan doa. 

Kalau ada serangga masuk rumah di malam hari, solusinya simpel: usir dengan cara baik, jangan berlebihan, apalagi sampai percaya itu jelmaan jin atau pembawa pesan gaib. 

Jin dalam Islam memang ada, tapi mereka nggak sembarangan berubah jadi serangga lalu masuk rumah cuma buat ngasih “kode”. 

Keyakinan semacam itu malah bisa bikin hati gelisah sendiri dan perlahan menjauh dari tawakal yang benar. 

Menariknya, kemunculan bangbung hideung di malam hari juga bisa dijelasin secara ilmiah. Serangga malam memang cenderung tertarik pada cahaya, apalagi rumah-rumah di kampung yang lampunya terang dan pintunya sering kebuka. 

Jadi wajar kalau tiba-tiba ada “tamu tak diundang” masuk. Tapi karena suasana malam itu identik dengan sunyi, gelap, dan imajinasi liar, akhirnya kejadian biasa terasa jadi horor. 

Apalagi kalau pas lagi ada keluarga yang sakit, mitos langsung terasa “kena”. Padahal, itu cuma kebetulan yang dibungkus rasa takut. 

Dalam Islam, yang justru dianjurkan ketika malam hari adalah memperbanyak dzikir, menutup pintu rumah sambil menyebut nama Allah, dan menjaga ketenangan hati. 

Bukan karena takut sama bangbung hideung atau makhluk halus, tapi sebagai bentuk perlindungan dan adab. 

Jadi kalau ada serangga masuk, jangan panik, jangan langsung mikir ke arah mistis. Cukup baca basmalah, buka pintu atau jendela, usir pelan-pelan, selesai perkara. 

Mitos bangbung hideung masuk rumah malam hari itu lebih banyak hidup karena cerita turun-temurun dan rasa takut yang nggak pernah diklarifikasi. 

Islam datang bukan buat menambah ketakutan, tapi buat membebaskan manusia dari prasangka-prasangka yang bikin hati sempit. 

Jadi, daripada sibuk mikirin “ini pertanda apa”, mending fokus memperbaiki iman, menjaga rumah tetap bersih, dan memperbanyak doa. 

Karena yang benar-benar menentukan baik dan buruknya hidup kita, bukan serangga hitam yang nyasar masuk rumah, tapi Allah semata. #Mitos