Ini Rahasia Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Membandingkan diri itu kayak racun yang pelan-pelan nyusup tanpa kita sadar. Awalnya cuma “penasaran”, lama-lama jadi “iri”, terus ujung-ujungnya bisa ngerusak rasa percaya diri sendiri. 

Padahal, hidup bukan kompetisi lari estafet yang harus sampai duluan di garis finish. Setiap orang punya jalannya masing-masing, dan waktu yang juga nggak bisa disamain. 

Ada yang cepat dapet apa yang dia mau, ada juga yang harus nunggu dan berjuang lebih lama. Dan itu nggak apa-apa.

Kalau dipikir-pikir, membandingkan diri itu kadang muncul bukan karena kita kurang bersyukur, tapi karena kita lupa siapa diri kita sebenarnya. 

Kita sibuk ngeliat apa yang orang lain punya, sampai lupa bersyukur sama apa yang kita udah miliki. 

Padahal, Allah udah ngatur segalanya dengan sangat detail. Nggak ada yang kebetulan dalam hidup, semua udah ada porsinya masing-masing. 

Dalam Al-Qur’an, Allah udah ngingetin kita dalam QS. An-Nahl: 71, “Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki...”

Artinya, memang udah kodratnya kalau manusia nggak akan pernah sama dalam urusan rezeki, kemampuan, atau takdir. Tapi, itu bukan alasan buat iri atau ngerasa nggak cukup. 

Justru itu panggilan buat kita supaya lebih fokus ke diri sendiri — bersyukur atas apa yang udah ada, sambil tetap berusaha jadi versi terbaik dari diri kita. 

Coba deh sesekali berhenti ngeliat hidup orang lain dan mulai liat hidup sendiri dengan lebih lembut. Apa yang udah kamu capai sejauh ini? 

Hal kecil apa yang dulu kamu impikan tapi sekarang udah kamu punya? Kadang kita terlalu fokus sama “belum”, sampai lupa menghargai “sudah”.

Dan satu hal lagi, jangan salah paham: membandingkan diri bisa jadi hal yang baik kalau kamu jadikan itu motivasi, bukan tekanan. 

Misalnya, kamu liat teman kamu rajin banget belajar atau konsisten olahraga — kamu boleh banget ngerasa termotivasi buat ngikutin, tapi bukan dengan mindset “aku harus lebih hebat dari dia”, melainkan “aku juga mau berkembang kayak dia”. 

Ingat, setiap orang punya waktu mekar yang beda-beda. Bunga nggak akan iri sama bunga lain yang mekar duluan, karena dia tahu, waktunya akan datang juga. 

Kamu pun gitu. Hidup ini bukan tentang siapa yang paling cepat sukses, tapi siapa yang bisa tetap tulus menikmati prosesnya.

Kalau kamu ngerasa susah banget berhenti membandingkan diri, mulai aja dengan langkah kecil. Misalnya, batasi waktu di media sosial. 

Kadang terlalu banyak ngeliat highlight kehidupan orang lain bikin kamu lupa kalau yang kamu tonton itu cuma “cuplikan terbaik” dari hidup mereka. 

Nggak ada yang upload pas lagi gagal, sedih, atau kehilangan arah — jadi wajar kalau hidup mereka terlihat sempurna. 

Selain itu, kamu juga bisa mulai latihan bersyukur. Setiap pagi atau malam, coba tulis tiga hal yang kamu syukuri hari itu. 

Nggak harus hal besar. Bisa sesederhana “hari ini aku nggak telat kerja”, atau “aku sempet ngobrol sama temen yang bikin aku ketawa”. 

Dengan cara itu, kamu akan lebih sadar bahwa kebahagiaan nggak selalu datang dari hal-hal besar, tapi dari hal kecil yang sering kita abaikan.

Dan terakhir, kasih waktu buat diri sendiri buat healing dan refleksi. Kadang kita butuh jeda buat sadar kalau kita ini cukup — bahkan tanpa harus dibandingin sama siapa pun. 

Jangan tunggu validasi dari orang lain buat ngerasa berharga. Kamu cukup karena kamu adalah kamu. 

Jadi, lain kali kalau kamu mulai ngerasa hidup orang lain lebih keren dari hidup kamu, ingat kalimat ini: “Aku berjalan di jalan yang Allah pilih untukku, bukan jalan orang lain.” 

Karena pada akhirnya, hidup ini bukan tentang siapa yang punya lebih, tapi siapa yang bisa lebih bersyukur dan tetap damai dengan dirinya sendiri. #Postingan Lainnya