Mengapa Keyboard QWERTY Menjadi Standar dan Bukan ABCD? Inilah Alasannya
Tata letak keyboard QWERTY telah menjadi standar global untuk papan ketik selama lebih dari satu abad.
Namun, banyak orang yang mungkin bertanya-tanya mengapa urutan huruf pada keyboard ini tidak menggunakan urutan alfabet standar, yaitu ABCD.
Berikut adalah sejarah dan alasan di balik pemilihan tata letak QWERTY:
Sejarah QWERTY
Tata letak QWERTY diciptakan oleh Christopher Latham Sholes, seorang jurnalis dan penemu asal Amerika Serikat, pada tahun 1868.
Sholes bekerja sama dengan Samuel Soule dan Carlos Glidden untuk mengembangkan mesin tik pertama yang berhasil dipasarkan oleh perusahaan Remington pada tahun 1873.
Alasan di Balik Pemilihan QWERTY
• Mengatasi Masalah Mekanis
Pada mesin tik awal, tuts yang ditekan akan menggerakkan batang logam dengan huruf yang tercetak di ujungnya untuk mengenai pita tinta dan menghasilkan cetakan pada kertas.
Jika dua tuts yang berdekatan ditekan dalam waktu yang hampir bersamaan, batang logam mereka sering kali akan saling bersilangan dan macet.
Untuk mengatasi masalah ini, Sholes menyusun tata letak QWERTY dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan macetnya batang logam dengan menempatkan pasangan huruf yang sering digunakan secara berdekatan agar lebih jarang muncul bersamaan.
Dengan cara ini, laju pengetikan dapat diperlambat sedikit, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kemacetan mekanis.
• Penempatan Jari dan Kecepatan Mengetik
Penempatan huruf pada tata letak QWERTY juga dirancang untuk meningkatkan efisiensi dengan mempertimbangkan frekuensi huruf dalam bahasa Inggris.
Huruf-huruf yang lebih sering digunakan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah dijangkau oleh jari-jari tangan yang dominan.
Contohnya, huruf "E" dan "T" adalah huruf yang sering muncul dalam teks bahasa Inggris dan ditempatkan di posisi yang relatif mudah dijangkau.
Mengapa Bukan ABCD?
• Efisiensi Pengetikan
Urutan alfabet standar (ABCD) tidak mempertimbangkan frekuensi huruf atau ergonomi pengetikan.
Dengan tata letak ABCD, huruf-huruf yang sering digunakan mungkin akan ditempatkan di posisi yang sulit dijangkau, sehingga mengurangi efisiensi dan kecepatan mengetik.
• Adaptasi dan Kebiasaan
Setelah tata letak QWERTY diadopsi oleh mesin tik Remington, tata letak ini dengan cepat menjadi standar industri.
Ketika komputer dan keyboard elektronik muncul, mereka mengadopsi tata letak yang sama karena pengguna sudah terbiasa dengannya.
Mengubah tata letak standar ke ABCD atau format lain akan membutuhkan pelatihan ulang yang signifikan bagi pengguna di seluruh dunia.
• Dukungan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras
Selama bertahun-tahun, perangkat lunak dan perangkat keras telah dirancang untuk bekerja dengan tata letak QWERTY.
Mengubah ke tata letak baru seperti ABCD akan memerlukan pembaruan besar-besaran dalam perangkat lunak, firmware, dan mungkin perangkat keras itu sendiri.
Alternatif untuk QWERTY
Meskipun QWERTY tetap menjadi standar de facto, ada tata letak alternatif yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan mengetik, seperti Dvorak Simplified Keyboard dan Colemak. Namun, adopsi alternatif ini relatif rendah karena dominasi QWERTY yang sudah mapan.
Kesimpulan
Tata letak QWERTY dipilih dan tetap digunakan bukan karena urutan alfabetnya, tetapi karena solusi praktis yang dihadirkannya terhadap masalah mekanis pada mesin tik awal dan karena mempertimbangkan efisiensi pengetikan.
Kebiasaan dan adaptasi pengguna selama lebih dari satu abad juga memainkan peran penting dalam mempertahankan dominasi tata letak ini.
Meskipun ada alternatif yang mungkin lebih efisien, perubahan ke tata letak baru akan membutuhkan usaha dan adaptasi yang signifikan dari pengguna di seluruh dunia.