Netizen Sayap Kanan: Media Sosial Adalah Sampah!
Dalam era di mana media sosial merajalela sebagai sarana utama untuk berbagi pandangan dan berkomunikasi, terdapat pandangan yang kontroversial terkait peran media sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi sebagian orang dari golongan kanan, media sosial sering dianggap sebagai "sampah" yang menciptakan kerenggangan dan menyebarkan pandangan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai mereka.
Dampak Kerenggangan dan Konfirmasi Bias
Golongan kanan sering menilai bahwa media sosial menjadi tempat berkembangnya kerenggangan dalam masyarakat.
Algoritma yang menyesuaikan konten dengan preferensi pengguna dapat memperkuat konfirmasi bias, membuat individu cenderung terpapar hanya pada pandangan yang sejalan dengan keyakinan mereka, memperkuat pemisahan dan kurangnya pemahaman antar golongan.
Eksploitasi Politisasi dan Manipulasi Informasi
Media sosial juga sering disorot karena dianggap mempercepat politisasi dan manipulasi informasi.
Kampanye politik yang agresif dan penyebaran berita palsu dapat meracuni lingkungan online, menciptakan ketidakpastian dan membingungkan masyarakat.
Ketergantungan pada Narasi Sensasional
Dalam upaya untuk memperoleh perhatian yang lebih besar, media sosial kerap diisi dengan narasi sensasional.
Ini memicu penyebaran informasi yang tidak akurat atau terlalu dramatis, menciptakan lingkungan yang lebih mirip "sensasi" daripada diskusi yang rasional.
Pembatasan Kebebasan Berbicara
Beberapa pihak dari golongan kanan juga mencatat adanya sensor dan pembatasan terhadap kebebasan berbicara di platform-media sosial.
Ini menciptakan persepsi bahwa media sosial dapat menjadi alat yang membatasi pengungkapan opini yang tidak sesuai dengan naratif yang mendominasi.
Gangguan Terhadap Kehidupan Pribadi
Penggunaan media sosial juga dapat memberikan tekanan terhadap privasi individu.
Data pribadi yang dikumpulkan dan digunakan untuk tujuan tertentu dapat melibatkan pelanggaran privasi yang serius, memunculkan kekhawatiran akan keamanan dan kebebasan individu.
Pandangan Kritis dan Tantangan Membangun Jembatan
Meskipun sebagian golongan kanan menganggap media sosial sebagai "sampah," penting untuk menciptakan ruang untuk dialog yang terbuka dan bermakna.
Tantangannya adalah membangun jembatan komunikasi antara kelompok yang berbeda pandangan, menghindari stereotip, dan merangkul pluralitas opini.
Dalam penilaian terhadap media sosial, perlu diingat bahwa platform tersebut tidak selalu merugikan. Ketika digunakan dengan bijak, media sosial dapat menjadi alat efektif untuk berbagi informasi, membangun komunitas, dan memperkuat keterlibatan sosial.
Oleh karena itu, mungkin saatnya bagi kita untuk memandang media sosial sebagai sebuah cermin, bukan sampah, dan bersama-sama merancang lingkungan daring yang lebih positif dan inklusif.