5 Amalan Sunah Bulan Ramadan yang Rugi Jika Tidak Dilaksanakan

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan rahmat Allah SWT. Di bulan ini, umat Islam diwajibkan untuk berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari, sebagai salah satu rukun Islam yang keempat. 

Selain itu, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak amalan-amalan sunah, yaitu amalan yang tidak wajib tetapi memiliki keutamaan dan pahala yang besar jika dikerjakan.

Amalan-amalan sunah di bulan Ramadan adalah amalan yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, yang beliau lakukan sendiri atau menganjurkan kepada para sahabatnya. 

Amalan-amalan sunah ini dapat meningkatkan kualitas ibadah puasa, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan membersihkan diri dari dosa-dosa. Berikut adalah beberapa amalan-amalan sunah di bulan Ramadan yang bisa kita lakukan:

Makan Sahur 

Sahur adalah makan atau minum sebelum terbit fajar, sebagai persiapan untuk berpuasa. Rasulullah SAW bersabda, "Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan." 

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda, "Sahur itu seluruhnya berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya. Sekalipun hanya dengan seteguk air, karena sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur." 

Makan sahur memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah memberi kekuatan dan kesegaran tubuh, menjaga kesehatan, menghindari rasa lemas dan lesu, dan menambah semangat untuk beribadah. 

Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk mengakhirkan sahur, yaitu makan sahur sebelum waktu subuh masuk, agar mendapatkan pahala lebih banyak dan tidak meragukan waktu puasa. 

Rasulullah SAW bersabda, "Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makan sahur itu ada berkah. Dan berbukalah segera apabila telah terbenam matahari, dan tunda sahur kalian hingga menjelang subuh." 

Menyegerakan Berbuka 

Berbuka adalah mengakhirkan puasa dengan makan atau minum setelah terbenam matahari. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah akan berhenti kebaikan umatku selama mereka menyegerakan berbuka." 

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang yang paling dicintai Allah adalah orang-orang yang paling cepat berbuka." 

Menyegerakan berbuka memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah mengikuti sunah Rasulullah SAW, menghilangkan rasa haus dan lapar, mengembalikan tenaga dan stamina, dan mempersiapkan diri untuk ibadah malam. 

Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk berbuka dengan kurma, karena kurma memiliki kandungan gizi yang tinggi, mudah dicerna, dan dapat mengembalikan kadar gula darah. Jika tidak ada kurma, maka air putih sudah cukup untuk melepaskan dahaga. 

Rasulullah SAW bersabda, "Jika salah seorang berpuasa, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab, air itu menyucikan."

Membaca Al-Qur'an 

Al-Qur'an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah SAW sebagai petunjuk bagi manusia. Bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa, karena di bulan ini Al-Qur'an diturunkan. 

Allah SWT berfirman, "Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185)

Membaca Al-Qur'an adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan, karena pahalanya dilipatgandakan. 

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan sama dengan sepuluh pahala. Aku tidak memaksudkan Alif, Lam, Mim satu huruf. melainkan Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf."

Membaca Al-Qur'an memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah meningkatkan iman dan taqwa, membersihkan hati dan pikiran, menenangkan jiwa dan perasaan, menambah ilmu dan hikmah, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk mengkhatamkan Al-Qur'an, yaitu membaca Al-Qur'an dari awal hingga akhir, dalam satu bulan atau lebih cepat. 

Rasulullah SAW sendiri biasa mengkhatamkan Al-Qur'an setiap bulan Ramadan bersama malaikat Jibril. 

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Jibril biasa bertemu denganku setiap malam di bulan Ramadan, lalu kami membaca Al-Qur'an bersama-sama."

Mendirikan Sholat Tarawih 

Sholat tarawih adalah sholat sunah yang dilakukan di malam hari setelah sholat isya, sebanyak delapan, dua puluh, atau lebih rakaat, dengan diselingi istirahat. 

Sholat tarawih adalah salah satu ibadah khusus di bulan Ramadan, yang tidak ada di bulan-bulan lain. 

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mendirikan sholat pada malam-malam Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

Sholat tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah menghidupkan malam dengan ibadah, mengisi waktu luang dengan kebaikan, menghapuskan kesalahan dan dosa, dan mendapatkan pahala yang besar. 

Rasulullah SAW sendiri pernah mendirikan sholat tarawih bersama para sahabatnya di masjid, tetapi beliau tidak melakukannya secara terus-menerus, karena khawatir sholat tarawih menjadi wajib bagi umatnya. 

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku mendirikan sholat bersama kalian, bukan karena aku diperintahkan untuk melakukannya. Akan tetapi aku khawatir jika aku terus melakukannya, nanti sholat ini akan diwajibkan atas kalian, dan kalian tidak mampu melakukannya."

I'tikaf di Masjid 

I'tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah SWT, dengan meninggalkan segala urusan duniawi, selama beberapa hari atau malam, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. 

I'tikaf adalah salah satu sunah Rasulullah SAW, yang beliau lakukan setiap tahun di bulan Ramadan. 

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beri'tikaf sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, maka dia seperti berpuasa dua tahun."

I'tikaf memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah mengisolasi diri dari gangguan dan godaan, menenangkan hati dan jiwa, memfokuskan diri kepada Allah SWT, memperbanyak ibadah dan dzikir, dan mencari malam Lailatul Qadar. 

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, yang terdapat pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil. 

Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Rabb mereka untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh dengan kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)

Maka, hendaklah kita memanfaatkan malam-malam tersebut dengan beribadah sebaik-baiknya, dengan berdoa, bermunajat, memohon ampun, dan beristighfar kepada Allah SWT. 

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beribadah pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” 

Rasulullah SAW juga mengajarkan doa yang baik untuk dibaca pada malam Lailatul Qadar, yaitu: 

“Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa’fu 'anni.” 

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai pengampunan, maka ampunilah aku.” 

Semoga Allah SWT memberikan kita kesempatan untuk menemukan malam Lailatul Qadar, dan menerima segala amalan kita di bulan Ramadan.